Menulis Lagilah, Chogah!


Saya tercenung cukup lama usai Subana, teman saya, mengirim pesan WhatsApp beberapa hari lalu.

"Kang, gue kayaknya mau aktif nulis di blog, nih," katanya di WA.

Blog?

***

Blog... Ya, blog, tempat di mana saya memulai semuanya. Setiawan Chogah lahir dari blog. 

Baca: Di Balik Nama Setiawan Chogah

Obrolan tentang blog yang panjang di WhatsApp bersama Subana menyisakan PR di kepala saya. Menghantui. Saya menutup halaman Photoshop dari layar desktop. Jari-jemari saya kembali mengeja huruf BLOGGER.COM di halaman Chrome. Ya Tuhan, sudah berapa tahun saya tidak mengeja kata itu?

Hitungan detik, di hadapan saya terpampang ratusan judul postingan yang pernah lahir dan dibaca oleh teman-teman maya saya. Lidah saya merapal kembali deretan komentar yang menjemla temuan benda prasejarah yang amat berharga.

"Heh, kok dulu gue bisa sepuitis ini?"
"Anjay! Tulisan gue dulu alay banget."

Saya ngakak sejadinya. Menertawakan luka-luka lama yang tak pernah lagi saya ziarahi. Ah, rindu yang bertunas di hati saya tiba-tiba berbunga lebat. Saya scrolling lebih banyak tulisan lain di blog ini. Mata saya berkaca-baca, sedemikian piawainya saya di masa lalu menyimpan cerita-cerita hidup.

Ke mana kau, Setiawan Chogah? Mengapa pergi dan tak kembali? Apa yang kaucari?

Saya membentak diri. Memarahinya habis-habisan. Dirinya yang beratahun-tahun pergi dalam pencarian tak berkesudahan. Untuk apa? Uang? Karier? Pekerjaan? Apakah ia sudah jauh lebih bahagia dari yang sebelumnya?

Apakah kau bahagia, Chogah?

Saya kehabisan kata-kata. 

"Sudahlah, Chogah. Pulanglah ke asalmu. Menulislah lagi!"

***

Teman... saya akan lahir kembali. Saya akan menulis lagi. Tentang apa pun. Saya menunggu kalian bersilaturhami ke rumah pertama saya ini: setiawanchogah.blogspot.com

Baca juga:

Posting Komentar

4 Komentar

SILAKAN TINGGALKAN KOMENTAR (◠‿◠)