#TalkWith Setiawan Chogah



Geis, ini kutipan obrolan saya dengan Ailsa dari Sekolah Menulis Kreatif Indonesia beberapa waktu lalu. Sttt, kita ngobloin banyak hal. Kepo? Kepo? Kepo? Yuk, simak, yuk! 

*********
#TalkWith Setiawan Chogah

Haloooo! Malam ini ada kabar gembira! Tapi, tenang ini bukan tentang kulit manggis yang ada ekstraknya. Segmen #TalkWith kembali! Yeay! Setelah hampir 2 bulan segmen ini di biarkan begitu saja, sekarang #TalkWith kembali! Yeay!

Loh kok tayangnya malam Jumat? Biasanya kan malam Minggu...

Yap, untuk Minggu ini ada sedikit perubahan karena kondisi yang tidak memadai jika gue harus posting malam Minggu. 

Ciyee, Ail ceritanya malam Minggu sibuk, ya? Udah taken? Ciyeee.... 

Plis deh, taken sama siapaaa? Udahlah, pokoknya gitu aja. Cuma buat minggu ini aja, kok. 

Okay, malam ini #TalkWith kedatangan seorang cerpenis muda. Sudah mempunyai 10 buku yang dibuat bersama-sama dan 1 buku tunggal yang berisikan kumpulan cerpen. Buku perdananya hasil kumpulan cerpennya yang pernah dimuat di beberapa media. Kebetulan gue kenal sama penulis ini beberapa bulan yang lalu, saat itu gue mengundang dia ke acara yang gue dan teman-teman Sekolah Menulis Kreatif Indonesia adakan, ceritanya bisa dibaca di sini. Cerpennya keren-keren, ada yang mampu meneteskan air mata sampai bikin ngakak guling-guling. 

Oke, langsung aja ya kita simak perbicangan gue dengan Kak Chogah siang tadi, lengkapnya, Setiawan Chogah. Selamat membacaaa! 

Kak Setiawan Chogah book signing usai bedah buku SMS Terakhir di toko buku Leksika Kalibata City

*************

Halo, Kak. Apa kabar? Makasih, ya, sudah mau mampir di #TalkWith

Hallo, Ailsa. Alhamdulillah, kabar sangat baik. Sama-sama, senang bisa ngobrol lagi.

Kemarin baru ngeluarin kumcer SMS Terakhir, ya? Ceritain dong, buku ini menceritakan apa saja?

Hehehe, iya, alhamdulillah. Ini buku tunggal pertama saya. Sebelumnya cuma punya buku keroyokan. SMS Terakhir adalah kumpulan cerpen pilihan dari 15 cerpen saya yang pernah dimuat media massa. Ceritanya tentang cinta secara universal, cinta kepada orangtua, sahabat, alam, kekasih. Pokoknya everything is a about love gitulah. Hehehe.

Wiiih! Oh iya, buku keroyokan apa saja, Kak?

Alhamdulillah, ada 10 buku keroyokan, bikinnya rame-rame. Kebanyakan dari audisi naskah atau lomba kepenulisan.

Waaah, banyak banget! Diabsen dong beberapa bukunya...

Aduh jadi malu, nih. Beberapa di antaranya ada Orang Bunian, E-Love Story, Para Guru Kehidupan, Gilalova 2 (Satu buku sama Mas Gol A Gong), Seorang Nenek di Bawah Pohon Kasturi, Dua Sisi Susi, Fragmentasi Ciuman di Bawah Hujan, A Cup of Tea for Writer, Berjalan Menembus Batas; Man Jadda the Series (Satu buku dengan A. Fuadi Negeri 5 Menara). 

Wah, asik nih pernah nulis bareng penulis-penulis keren. Cerpen sering majang di mana aja, Kak?

Paling sering Majalah Story dan Annida. Pernah juga di Majalah Hai, Tabloid Gaul, TOP Idol Indonesia dan koran-koran.

Di SMS Terakhir, yang aku perhatikan bahasanya dicampur dengan bahasa Minang. Apa alasannya Kak Chogah mencampurkan bahasa Minang ke dalam tulisan Kakak?

Alasannya, karena saya orang Minang, hehe. Dalam menulis, saya menuliskan apa yang saya tahu. Dari kecil sudah sering dengan cerita legenda yang banyak bahasa Minang-nya. Jadi kebawa deh dengan gaya bercerita di cerpen. 

Oh iya, sejak kapan mulai berkecimpung di dunia kepenulisan? 

Hehehe, ini kecelakaan sejarah dalam hidup saya. Saya kan kuliah di jurusan Teknik Industri, tapi malah nulis fiksi. Suka nulis sejak SMP, tapi baru berani kirim ke media pas SMA. Dan, saat kuliah jadi kecanduan. Akses ke media makin mudah dengan teknologi internet. Keranjingan nulis pas semester 2, sampai nilai kuliah anjlok, hahaha. 

Wahaha. Tapi kecelakaan yang satu ini nggak bikin celaka, kan. Sekarang lagi nyiapin naskah apa nih? 

Lagi kelarin skripsi sama lagi nikmatin kerjaan aja. Hehehe. Kebetulan sekarang lagi nyusun biografi seseorang. Kebetulan kisahnya cukup inspiratif. 

Wih, semoga cepat rampungnya, ya! 

Aamiin! Makasih doanya, Ail.... 

Balik lagi ke SMS Terakhir. Di buku ini, semua cerpennya anti mainstream. Salah satunya yang aku suka ‘Kado Valentine Istimewa’, ini cerpen terkampret yang pernah aku baca, ngakak! Cara menulis anti mainstream ala Kak Chogah gimana, sih? 

Hahaha, dalam menulis saya nggak pakai aturan. Suka-suka aja. Nanti juga akan menemukan gaya sendiri. Dengan gaya monolog seperti itu saya seperti bercerita sendiri. Seakan-akan ikut menemani si tokoh dalam kesehariannya. 

Punya idola penulis nggak? Siapa dan kenapa? 

Saya suka Lang Fang. Suka saja sama gaya berceritanya. Ceritanya juga sederhana, namun tetap apik dan meninggalkan kesan. 

Selain aktif nulis, kesehariannya Kak Chogah ngapain aja? 

Sekarang kerja di Dompet Dhuafa Banten sebagai corcom (Corporate Communication. Red). Salah satu kerjaannya juga nulis. Kerja sekalian cari berkah, aamiin. Oh ya, dalam waktu dekat saya mau launching website yang bisa menampung tulisan anak-anak muda. Nanti kamu ikutan nulis, ya! 

Wah, siaap! Selama nulis, ada nggak hal yang paling berkesan? 

Hmmm... saya paling senang, semenjak nulis punya teman di mana-mana. Lalu, SMS Terakhir sudah sampai Malaysia. Saya malah belum pernah ke sana, hahaha. 

Wah keren! Kasih pesan-pesan dong buat teman-teman di sini, siapa tahu ada yang sedang menyelesaikan naskah perdananya juga. Promosi bukunya juga boleeeh.... 

Pesannya, menulislah untuk mengabadikan sejarahmu, keluargamu, bangsamu. - untuk membantah dan mengoreksi apa-apa yang orang tulis salah tentang kamu. 

Buku ini cocok banget buat oleh-oleh mudik, untuk sanak saudara. Kalau katanya Majalah Story: Buku SMS Terakhir bisa dijadikan referensi buat yang ingin nulis di media lho. Hehehe. Kebetulan pernah masuk rubrik Info Buku di Majalah Story. 


Okay, makasih buat ngobrol serunya siang ini, Kak. Sukses terus buat nulisnya, ditunggu buku berikutnya, ya! Jangan lupa tetap main ke blog ini, ya. Hahaha. 

Oke, tengkyu, Ailsa. Sukses dan bermanfaat terus, ya! Maaf lahir dan batin.... 


Sumber: Ailsa

Baca juga:

Posting Komentar

0 Komentar