Sing Penting Muludan



Lain Lubuk Lain Ikannya
*Sing Penting Muludan
(Gen B Banten Pos Edisi Maulid Nabi) 

Doc. Pribadi


B-Ders, yang namanya ulang tahun bawaanya pasti seru, ya? Kalo Gen B sih nggak seru lagi, setiap ada kru yang ulang tahun, bawaanya laper aja! Pokoknya ulang tahun itu identik dengan makan-makan. Hahaha. Makanya tuh, banyak kru Gen B yang kalo pas ultah suka diem-diem pura-pura sakit. Hihihi.

Eits, tapi nggak boleh pura-pura sakit dong ya kalo lagi ngerayain ulang tahun manusia paling berpengaruh di dunia. Who is he? Yap! Dialah Baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang hari kelahirannya diperingati oleh umat muslim seantero dunia ini, yang kalau di Tanah Air kita tercinta dikenal dengan sebutan Maulid Nabi. B-Ders udah pada tau dong, kalau Rasulullah lahir di Kota Makkah pada 12 Rabiul Awal di Tahun Fiil atau tahun Gajah. Kalau di perhitungan kalender masehi, kelahiran Nabi bertepatan pada tahun 571. 
 
Oh iya, sedikit info ya, kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.


B-Ders tau nggak, siapa pencetus perayaan Maulid Nabi? Imam As-Suyuthi dalam kitab Husn Al-Maqosid fi Amal Al-Maulid menerangkan bahwa orang yang pertama kali menyelenggarakan Maulid Nabi adalah Malik Mudzofah Ibnu Batati, penguasa dari negeri Ibbril yang terkenal loyal dan berdedikasi tinggi.
Mudzorofah pernah menghadiahkan sepuluh ribu dinar kepada Syekh Abu Al-Khatib Ibnu Dihyah yang telah berhasil menyusun sebuah buku riwayat hidup dan risalah Rasulullah dengan judul At-Tanwir fi Maulid Al-Basyir Al-Nazir.

Pada masa Abbasiyah, sekitar abad kedua belas masehi, perayaan Maulid Nabi dilaksanakan secara resmi yang dibiayai dan difasilitasi oleh khalifah dengan mengundang penguasa lokal, lho, B-Ders. Acara itu diisi dengan puji-pujian dan uraian Maulid Nabi, serta dilangsungkan dengan pawai akbar mengelilingi kota diiringi pasukan berkuda dan angkatan bersenjata. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan tradisi yang sudah kental dan memasyarakat di kalangan kaum muslim. Not only di Indonesia, tradisi ini juga marak diperingati oleh umat Islam berbagai dunia. Maulid dirayakan pada banyak negara dengan penduduk mayoritas muslim di dunia, serta di negara-negara lain di mana masyarakat Muslim banyak membentuk komunitas, contohnya antara lain di India, Britania, dan Kanada. Partisipasi dalam ritual perayaan hari besar Islam ini umumnya dipandang sebagai ekspresi dari rasa keimanan dan kebangkitan keberagamaan bagi para penganutnya. Subhanallah, ya. :D 

Nah, lalu kayak apa sih perayaan Maulid Nabi di berbagai daerah Indoneia yang konon merupakan ‘rumah’ dengan penduduk muslim terbanyak di dunia? Khusus di Provinsi kita tercinta ini, ada yang dikenal dengan tradisi Panjang Mulud, atau diistilahkan juga dengan Ngeropok (ada juga dengan menyebut Ngegropok) Panjang Mulud. Hayo... hayo... pada tau dong! 

Arti dari Ngeropok atau Ngegropok sendiri secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai “Ngeriung” (kumpul-kumpul), atau juga ada yang menerjemahkan sebagai ajang rebutan dari “Panjang Mulud” itu sendiri.

Tradisi ini berkembang dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat, salah satunya oleh masyarakat Serang, baik di kampung-kampung, di perumahan secara sederhana, maupun menjadi even besar yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. 

Ya ampun! Jadi nostalgia masa-masa kecil, deh. B-Ders pasti antusias bingit pas perayaan Panjang Mulud, kehan? Paling seru tuh liat pawai dengan kendaraan lucuk-lucuk yang diarak sepanjang jalan kota. 

By the way—anyway—bus way, apa sih komentar anak muda Banten tentang perayaan Maulid Nabi di daerah mereka. Yuk, ah, kita kepoin satu-satu.

Kalo kata Rendy Hidayat, mahasiswa Untirta, muludan (Maulid Nabi adalah punya kenangan paling seru masa kecil. “Di tempat gue tuh kalo lagi muludan, pas rame sama pawai obor anak-anak. Dulu gue paling antusias ikutan pawai bareng temen-temen dari pesantren. Duh, kangen suasana begitu,” kenangnya saat Gen B temui. Rendy yang lagi melaksanakan Kerja Praktik di salah satu stasiun TV swasata ini berpendapat, seharusnya anak muda ikut andail dalam perayaan Maulid Nabi dengan memberikan ide-ide kreatif namun tetap syar’i. Wih, setuju deh sama kamu, Rend!

Lain rendy, lain lagi dengan Hardia Rayya. Penulis muda asal Balaraja ini paling demen kegiatan ngaji dan shalawatan di malam perayaan Maulid Nabi. “Iya, paling suka sama shalawatan bareng-bareng, Beberapa ada yang baca Barzanzi sebagai wujud cinta kepada Kanjeng Nabi,” akunya pada Gen B.

Hardia juga setuju kalau merayaan Maulid Nabi berkaitan dengan budaya. Tradisi masyarakat muslim ini menunjukkan bahwa Islam datang untuk berbaur dengan budaya asli masyarakatnya. “Intinya kan ungkapan cinta pada Nabi, selama tidak mendatangkan keburukan, Islam pasti menerima, kok. Islam itu agama yang dinamis. Kita sebagai anak muda kudu kreatif. Nggak zaman lagi deh dakwah pake pedang dan perang.”

Perayaan Maulid Nabi memang identik dengan ungkapan kecintaan kepada Nabi Muhammad, ya, B-Ders. Lain lubuk lain ikannya, lain daerah, lain juga tradisinya. Kalau kata Mas Bro Gilang Romadhon yang asli Carita, “Kalo di kampung gue, Carita, Pandeglang, pasti rame ngehias “pepentul” telor-telor (makanan) dengan kertas warna-warni, kemudian dikumpulin di satu masjid. Di masjid kita ngadain reriungan, berdoa, dan bershalawat buat Nabi Muhammad,” papar mahasiswa Teknik Untirta Cilegon ini. Tradisi ini biasanya bergilir tiap tahun dari satu masjid ke masjid yang lain. Tujuannya agar silaturrahim antarwarga kampung tetap terjalin dengan baik. Sebagai anak muda, Gilang sependapat sama Hardia bahwa kreasi dalam perayaan Maulid Nabi syah-syah saja dilakukan asal nggak melanggar syariat. “Acara kayak ini justru bisa dijadiin ajar syiar juga, kita tunjukin ke dunia bahwa Islam agama yang damai, ceria, dan tentunya kreatif.”
Ya ya ya. Apapun tradisinya, tetap Islam agamanya, dan intinya tetap ngerayain hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, ya, B-Ders! [*]

@setiawanchogah

Baca juga:

Posting Komentar

0 Komentar