SMP IT Raudhatul Jannah Cilegon


SMP IT Raudhatul Jannah Cilegon, 
Semua Siswanya Doyan Baca
(Story Teenlit Magz, 25 Juli-24 Sept 2012) 



Chooog, lu dimana? Gue udah jamuran nih nungguin lu… Lima pesan singkat dengan bunyi yang hampir sama, terabaikan di inbox ponselku. Oh my! Aku kesiangan, padahal hari ini, tepatnya pagi ini aku ada janji sama Hilal buat ngeliput sebuah sekolah keren di Kota Baja, alias Kota Cilegon. Tanpa pikir panjang dengan diliputi rasa berdosa yang amat sangat aku langsung meng-dial nomer Hilal, “Sabar yaa, Coy! Gue udah otewe nih, angkotnya muter-muter mulu dari tadi.” Waks! Setelah terpaksa membohongi Hilal, aku langsung kabur ke kamar mandi, gosok gigi sambil sampoan. 

Mendung menggelayut manja di langit Cilegon saat kami menuju SMPIT Raudhatul Jannah. Yaps, sekolah keren yang akan kami datangin di Pondok Cilegon Indah, Cilegon, Banten. Untungnya hujan tidak benar-benar turun saat kami sampai di sekolah dengan tiga lantai berwarna hijau di seluruh ruangannya itu. Gak jadi mandi dua kali deh. 

Begitu masuk beberapa langkah dari gerbang sekolah, kedatangan kami langsung disambut oleh piala-piala yang berjejer di dalam etalase kaca. Saat itu aku sempet godain Hilal, ”Lal, piala lo di rumah sebanyak ini gak?” 

“Lebih banyak malah, Chog. Gue pan atlit makan kerupuk nomor satu se-Kota Serang,” jawab Hilal tanpa merasa berdosa. Koplak! 

Sembari menikmati suasana SMPIT Raudhatul Jannah, aku seperti dibawa ke masa beberapa tahun silam, melihat para siswa kelas VI dan VII yang masih unyu itu nampak asyik berkerumun di luar kelas. Hari itu memang sedang ada ujian kenaikan kelas. Waah, semoga sukses yaak! 

Sebelum larut dalam nostalgia masa SMP, Hilal pun menarikku masuk ke ruang kepala sekolah menemui ibu Endang Hanimah. Setelah memperkenalkan majalah Story kesayangan kalian ini, cerita pun mengalir dari bibir wanita berkerudung ini. 

“Setelah berdiri 2003 lalu dan menempati gedung ini, tahun ajaran 2012/2013 ini kami siap menempati gedung baru yang tak jauh dari sini. Gedung SMP ini akan ditempati SMA IT Raudhatul Jannah yang baru dibuka tahun ini,” kata Ibu Endang sambil tak lupa mengulas senyum. 

Menurut Bu Endang, selain SMP dan SMA, yayasan Raudhatul Jannah yang berdiri sejak 1996 juga memiliki TK dan SD. “Kalau di gedung ini ada 13 ruang yang dipakai untuk SMP. Sarana dan prasarana yang kami miliki antara lain lab sains, lab komputer, perpustakaan, serta ruang seni. Ada pula kantin, musala, dan kantin kejujuran. Di gedung baru nanti, ada ruang lebih banyak lagi karena kami saat ini ada 30 rombongan belajar,” kata Bu Endang yang juga mengatakan, saat ini siswa SMP IT Raudhatul Jannah sekira 442 anak. “Tahun ajaran baru ini kami menerima 210 siswa dengan enam kelas,” katanya. 

Mengenai prestasi, sekolah yang hanya beroperasi Senin-Jumat mulai pukul 07.00-15.30 WIB ini cukup banyak. Antara lain di tingkat Propinsi Banten yakni juara I karate, juara I vocal group, juara I story telling, dan juara I menulis puisi. Di tingkat nasional yakni juara karya tulis ilmiah. Di luar itu, pada lomba antar-sekolah, SMP ini juga rajin mencetak juara. Tidak heran jika di ruang kepala sekolah terdapat dua piala besar bertuliskan piala bergilir; satu dari Untirta pada lomba matemtika dan satu lagi dari sekolah CMBBS untuk kompetisi kecakapan bahasa. 

“Tahun ini, kami siap mengirim 13 anak dalam program student exchange dengan Juying Secondary School Singapore. Program ini digagas sejak lama tapi baru akan terealisasi tahun ini. Kalau tidak ada halangan yakni pada 8-15 Juli 2012.” tutur Bu Endang. Waah, ikut bangga mendengarkannya. 

Mengenai ekskul, kata Bu Endang, dimulai setelah jam pulang sekolah. Ekskul yang terdapat di SMP ini antara lain hoki, basket, futsal, badminton, silat, softball, panjat tebing, seni tradisional seperti rampak beduk, dan masih banyak lagi. 

Di antara sekian banyak siswa berprestasi di SMP IT Raudhatul Jannah, Rayhan Hanif Usamah yang menemani kami menemui Bu Endang, termasuk salah satu yang bisa dibanggakan. Salah satu cerpenis di buku Gilalova #3 Datang Tak Diundang Pulang Tak Diantar ini memiliki sederet prestasi yang tak bisa dipandang sebelah mata. 

Kelahiran 3 Januari 1997 ini pernah meraih juara II lomba puisi tingkat Propinsi Banten pada 2012, juara harapan I lomba bercerita tingkat Propinsi Banten pada 2012, juara I lomba bercerita tingkat Kota Cilegon pada 2012, juara II lomba bercerita tingkat Kota Cilegon pada 20120, juara III lomba puisi tingkat Kota Cilegon pada 2010, juara II lomba bercerita tingkat nasional pada 2008, dan masih banyak lagi. 

Menurut putra ketiga dari pasangan Harmini Marzusy dan Yunuiar Rusli ini, itu karena dirinya gemar membaca. “Membaca itu penting. Dengan membaca kita bisa tahu banyak tentang sesuatu juga mengalihkan kita dari kegiatan negatif dan mengarahkannya pada hal positif. Membaca juga membuat kita menjadi lebih berkualitas,” kata Rayhan yang baru saja lulus dari SMP IT Raudhatul Jannah dan masuk SMAN 1 Kota Serang tanpa tes ini. 

Cowok yang hobi membaca dan main futsal ini mengatakan, sebaiknya remaja tidak tabu dengan buku. “Dengan banyak membaca, kita akan jadi berbeda dan lebih tanggap dalam menyikapi sesuatu,” ujarnya. 

Mading dan Perpus yang TeOpe BeGeTe! 

Setelah sesi wawancara dengan Bu Endang selesai dan beliau pun kembali berjibaku dengan kesibukannya sebagai kepala sekolah di SMPIT Raudhatul Jannah, kami pun bertemu dengan librariannya RJ, Bapak Habibi. Perpustakaan di sekolah ini telah mengoleksi lebih kurang 325 judul buku-buku literatur pelajaran/ non fiksi, dan sekitar 800 judul buku fiksi termasuk majalah dan komik. Wow! Ketauan banget kan, kalau anak-anak RJ demen baca. 

“Selain koleksi buku fiksi dan nonfiksi, perpustakaan juga selalu mengapdate informasi dengan cara berlanggalan koran,” terang Pak Habibi ketika aku menanyakan perihal koleksi perpustakaan selain buku-buku. Storylovers tau gak? Ketika kami diberi kesempatan oleh Pak Habibie mengunjungi ruangan perpus yang berada di lantai atas itu, aku dan Hilal cuma bisa berdecak kagum dengan bacaannya anak RJ. Ternyata koran langganan mereka berbahasa Inggrissss. Demikian juga dengan buku-buku, beberapa ada yang bilingual. Wiiiih, ngeri sangaaat! 

Oh iya, For Your Information; SMPIT Raudhatul Jannah Cilegon punya ekskul yang namanya Kurustra lho, yaitu sebuah klub menulis yang diasuh oleh penulis yang sudah berpengalaman. Di ekskul inilah para siswa yang suka nulis dilatih untuk menjadi penulis profesional. Hmmm, bocoran juga nih ya, ekskul yang saat ini diasuh oleh Pak Heri Santoso ini telah menerbitkan beberapa antologi cerpen dan puisi lho, diantaranya Kaki (2007), Once Upon a Time in Banten (2008), Mimpi The raja (2009), Antara Aku, Guru, Juga Mereka (2010), dan antologi puisi Tanah Airku yang sebentar lagi akan serega terbit. 

Bicara soal madingnya SMPIT Raudhatul Jannah, aku dan tentunya juga Hilal berani ngacungin jempol buat OSIS yang bisa membuat mading yang sangat keren. Mading ini diasuh oleh Ibu Imal Amalia di bawah kepengurusan OSIS. “Mading SPMIT Raudhatul Jannah saat ini bernama Raja, sebelumnya juga bernah memakai nama Angkasa dan Pelangi,” tutur Bu Imal pada kami setelah sebelumnya sempet terkagum-lagum dengan halaman majalah Story di tangannya. Waah, anak-anak RJ yang jago nulis cerpen boleh tuh Bu karyanya dikirim ke majalah Story. Setuju, kan, Storylovers? Setuju dooong! 

Hmm, pagi sudah semakin dekat dengan gerbang siang. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu dan kunjungan ke SMPIT Raudhatul Jannah harus disudahi. Aduh, sedih banget deh melepas Hilal harus segera kembali ke Serang sementara aku melanjutkan perjalan ke kampusku di kawasan Krakatau Steel, sendirian. Tepatnya gak ada tumpangan, hihihiii. Dasar demen yang gratisan! 

Sebelum akhirnya benar-benar keluar dari kawasan SPMIT Raudhatul Jannah, Hilal masih sempat mengajukan pertanyaan terakhirnya kepada Bu Imal mengenai tujuan dibentuknya Klub Menulis dan Kurusetra. “Klub ini bertujuan untuk membiasakan anak-anak untuk mengungkapkan gagasannya,” jelas Bu Imal sembari tersenyum. Oke deh Bu Imal, sukses terus ya buat klub menulisnya. (*) 

(Chogah/ Hilal Ahmad)
Baca juga:

Posting Komentar

0 Komentar