Zehari bersama Zevi


zevi yang paling kanan! songong kan? 

Dudul Note #2; Zehari bersama Zevi

Hfff... sebelum gue koar-koar panjang lebar, izinkanlah gue untuk menghembuskan napas sedalam-dalamnya terlebih dahulu. Fuuuuuaaah! 

Yeah! Butuh persiapan mental yang 'rempong' untuk mengurai cacatan gue kali ini, Sob. Bukannya gue lagi lebay (emang tiap hari gue lebay kaleee; oke, itu style gue, dan gue nyaman, dan lo gak boleh protes! hahahaaa). Zevi!!! Kalian tau arti kata Zevi kan? Apa? gak tau? Kasian deh lu. Silakan deh di-check di gugel, atau langsung ke Wikipedia, dan gue bersumpah kalian gak akan pernah menemukan arti kata itu di sana. *heih!

Of course doong. Wong Zevi itu nama temen gueh (xixixixixixixiixi; ketawa kuntilanak alay), tepatnya Chevy Syawelly Saputra. Gue sependapat dengan lo kalo kata Chevy itu datang belakangan. Ember siy, dahulu kala, gue masih suka manggil dia dengan panggilan yang ndeso abis (si Puik; aksen Padang untuk kata si Putra). Yohaa! Itu bocah nama aslinya gak seberuntung nasipnya kok. Hak hak hak hak. 

But, gue bukan lagi pengen mengumbar aib dari namanya si Zevi. However, doi adalah salah satu temen terbaik gue (ada kata lain yang lebih untuk menggambarkan kata teman secara umum?) Soulmate! Yeah. Zevi adalah soulmate gue. Gue gak tau, kenapa gue bisa klik dan cocok dengan bocah yang satu ini. Kisah bermula ketika gue diekspor dari SMA pertama gue di Payakumbuh (deket Lembah Harau yang terkenal itu) ke SMAN Agam Cendekia (di pinggir danau maninjau yang masyur itu), awal 2006 lalu. Pertama kali gue melihat Zevi (waktu itu dia belom dipanggil Zevi kok, masih si Puik!), otak sirik gue mulai mengeluarkan terjemahan gak baik tentang sosok Zevi. Songong! Sombong! dan yang pasti gak asik buat dijadiin temen! Yeah, itulah pandangan skeptis gue saat pertama kali bertemu Zevi. 

Gue gak tau, mungkin karma atau Tuhan sekadar pengen membuktikan aja tentang apa yang gue pikirin mengenai si Zevi itu gak benar. Atau mungkin juga karena faktor kebetulan (sayangnya gue gak pernah percaya yang namanya kebetulan. Cieeee). Zevi berhasil menjebak gue dengan umpan paling mujarap. LEBAY!!! Yap, gue paling suka orang-orang lebay; dan gue senang berteman dengan mereka. But, tunggu dulu. Gue pun gak mau latah dalam mendefinisikan lebay dalam pengertian gue. Jujur banget, pagi gue lebay dan over itu beda. Belakangan gue suka senyum-senyum sini begitu buka efbe, dan diberanda gue beseliweran status yang over. yang mungkin bagi si pemilik status itu lucu dan maha penting untuk diberitakan. 
Contoh:
  1. Ya ampuuun, udah seminggu ini gak ada waktu buat nulis, cerpen fantasiku baru jadi 27 lembar, dan 7 hari lagi detlen. (hellloooow? sri mulyani aja yang super duper sibuk gak pernh bikin status yang over kayak gitu).
  2. Batam gempa nih, lari gak yUaaa? (trus gue harus bilang wow? karena lo duper hero dan anti gempa?)
Tapi gue dan Zevi bukan lebay yang seperti itu. Lebaynya Zevi hanya gue yang tau, dan lebay gue, mungkin hanya Zevi juga yang tahu (oh soswiiiiitnya, nyeeet!). Hahahaaa. Bagainamana ya? Gue sendiri sulit untuk mengdeskripsikan dengan kata-kata, begaimana lebaynya gue dan Zevi.

Seperti kemaren, Alhamdulillah gue diundang jadi pembicara di acara talkshow "menulis atau mati!" untuk anak-anak FT UI (salah satu achievement buat gue, makasih UI :)). Kebetulan Zevi kan juga pemakai Yellow Jacket, artis di FKM UI, yeaah! Gue percaya itu. Kemaren sehabis gue telpon gak diangkat, dan SMS gue diabaikan Zevi, gue marah-marah. O iya doong, seinget gue di kedatangan gue yang ke delapan kali ke Kota Belimbing (baca; Depok), belom pernah sekali pun gue bertemu Zevi. Kurang ajaaaar! UI sukses membuat bocah malang ini menjadi salah satu orang tersibuk, dan gue cuma bisa mesem-mesem keki setiap kali gagal ketemu si Zevi. Therefore, kemaren gue sedikit memaksa agar doi meluangkan sedikit waktunya buat gue yang notabene udah kangen beud gelaaa! Hahahaaa. 

"Chev, lu kudu wajib ke sini. Gue di food court arah MUI, perpus pusat. Kalo gak, jangan harap jadi sahabat gue lagi!" 

Cukup santun dan manis kan bahasa SMS gue di atas? Hahahaaa. Dan memang mujarap sekali, Sodara-sodara! Gue tau si Zevi gak akan bisa hidup tanpa gue, trik gue berhasil membuat Zevi nongol dengan muka yang sangat biadap. Sumpah! Begitu Zevi muncul di depan gue dengan gaya yang Ya Ampuun Lebay! Gue seakan lagi ngebelah atmosfer berlapis-lapis, meluncur bareng paus akrobatik, terus ngebut menuju rasi bintang pallllliiiiiiiiing manis. Gue langsung cekikikan kayak kunti digelitikin sampe pipis. Please imagine, manusia itu hadir dengan sepatu safety karyawan pabrik baja Kratkatau Steel yang saban hari gue liat di Cilegon, kaca mata reben ala bintang matrix, plus dengan gaya andalannya; Mahohara Pose! Wakakakakakakaka; Monyeeeeet! (Sumpah, bagian ini gak bisa gue ceritakan tanpa mempraktekkan). Ouuuuugh, Zeviiiii. Gueh kangeeen! 

Well; Zevi adalah salah satu dari beberapa orang yang tahu gue luar dalam. Beberapa rahasia besar dalam hidup gue dipegang oleh makluk ini. Soo, kalau kalian pengen tau rahasia itu, silakan culik Zevi dan sanderalah dia! Hahahaaa. Dan gue gak akan pernah mau menebusnya. *devil laugh*

Hanya dengan Zevi gue bisa menjadi diri gue 100%. Menjadi Dedi "Pharnox" Setiawan "Chogah" yang utuh. Yang gak harus jaim ketika makan, gak harus tersenyum manis seperti menjadi pembicara di talkshow kemaren (walau saat itu gue kebelet pipis). Dengan Zevi gue bisa nyaman teriak-teriak macam orang kesetanan, bisa kecikikan tanpa merasa berdosa, dan bisa rempong di Mall dengan tanpa rasa malu. 

Yeah! Begitu ketemu si Zevi, gue langsung meminta dia untuk menculik gue harian full. Dan seperti yang gue duga, doi akan menggiring gue untuk melihat suasana kampusnya yang selalu dan selalu dibanggakannya pada gue itu. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia! Dengan tampang iri yang sengaja gue tahan, terpaksa gue ngekor di belakang doi menuju FKM. And you know? Sepanjang jalan gue terpaksa mengakui kalo Zevi adalah artis! 

"Kak Zeviii..."

"Hai Kak Zeviii, ada lomba makan tuh, ikutan gih!"

"Kak Zeviii, aku mau dong nontong tgl 19. 2 tiket yaa!"

"Kak Zeviii, sukses ya teaternyaa..."

What! Sebegitu tenarnyakah si Zevi di sini? Semua cewek kenal Zevi? *gak habis pikir*

Hiks! Gue kalahh pamooor! Okeh, lo menang Zev! Lo lebih beken dari gue, untuk saat ini. *berkabung*

Sehabis menmenin doi tebar pesona di FKM, yang sukses membuat gue mangap-mangap kehauasan. Dehidrasi tingkat kelurahan, dan gue minta Zevi buat minum. Hfff, dengan tak berdosanya Zevi ngajakin beli es serut! :(. I can'nt believe, Dude! Hahahahaaa. Okelah, itung-itung sembari nostalgila ke masa kecil. Akhirnya kita nyemil es serut menuju gang senggol, dan tembus ke Detos.

Kelebayan gue dan Zevi berlanjut di tempat nongkrong paling gaul si Zevi ini. Nenteng gelas es serut warna-warni semabari ngintip-ngintip wisndows display, sumpah! Itu Noraaak! Tapi gue suka! 

"Zev, nonton yuk!" Gue ngajakin si Zevi nonton.

"Hmm, nonton the movie? Well, whats movie?" 

Gue geleng-geleng denger pertanyaan si Zevi. Wooooy! Gue tau lo pernah tinggal di USA, tapi gak usah bule-bulean kayak gitu juga kalee! Gue gak ngarti. :(. Si Zevi sepertinya bahagia ngeliat gue mesem-mesem. Okeh, lu menang! 

Akhirnya kita memutuskan buat nonton Modus Anomali dengan pertimbangan satu-satunya film Indonesia yang layak untuk ditonton (dengan candidate laennya Nenek Gayung dan Kakek Cangkul; Wooooy, ini pelem apaaa? Tiba-tiba gue berniat bikin pelem dengan judul Bibi Baskom vs Tante Kloset!). Itu pun setelah cross ke mall tetangga. Aneh, kenapa Detos gak nampilin Modus Anomali? (kan capek, boy, kudu nyebrang dulu ke Margo City!)

Lima belas menit pilem dimulai, dan gue masih berpikir panjang, ini pelem apaan dah? yang keliatan cuma seorang laki-laki jantan lari-larian di dalam hutan; gajeboo! Tapi gak apa-apa, si laki-laki itu adalah Rio Dewanto, one of my favorit Indonesian actor. Weks! Alesan.

Dan lo tau apa yang terjadi di menit-menit berikutnya? MONYEEEEET!!! Zeviii, I want to get out of this building, I was sick, it's really not a goodscene. You know!!! Gue menggelinjang, dan pengen muntah begitu melihat adegan yang super duper Monyeeeeet!. I hate blood, I hate violence! Yah, gue paling gak suka dan trauma nonton film yang adegan berdarah, membunuh, suara sirine ambulance, dan Modus Anomali lebih sadisss dari itu! But KEREEEN!!! Hahahaaa. 

Ffffuah, dalam durasi kurang lebih 1,5 jam film pun habis dengan segudang tanda tanya di otak gue. Yah! Ini film keren banget menurut gue (tentu saja diluar darah dan adegan sadis itu); Modus Anomali salah satu film Indonesia yang berbahasa bule, dan ini keren abiss! Dari segi alur pun gue berani kasih 8 bintang dari 10. Satu-satunya film yang gue tontong sepanjang 2012 yang sukses mendirikan benteng tanda tanya kokoh di otak gue. Sesuatu yang bisa diperdebatkan. Great, Joko Anwar! Standing Applause gue buat Rio Dewanto!

Abis nonton, gue udah tepar. Dan kita mutusin buat istirahat ke kosan si Zevi. Sesuai dugaan gue, Zevi tidak akan meninggalkan kebiasaan buruknya. Tidur tanpa woro-woro. Di saat gue asyik berculcol ria, itu bocah telah mendengkur dengan irama yang sungguh tidak sama dengan suara agnes membawakan lagu "teruskanlah". 

Dari pada cengo, dan kalaupun ada bagusnya dengan ketertiduran si Zevii, dimana gue bisa mempraktekkan ilmu klepto gue, dan sayangnya sekali gak ada satu barang pun yang bisa gue colong di sini. Hahahahaaa. Zeeeev, Zeeev, how poor you are!

Pas di posisi 6 sore, gue bangun, tepatnya dibangunin ama si Zevi. Heih! Ngantuk gelaa!

"Gue mau pergii, lo mau di sini, heh?" si Zevi memaksa gue buat duduk. Males.

"Hah? kemana lagi lo?" Gue kucek-kucek mata.

"Ya latihan doong. Lo mau ikut?"

Apaaah? Ikut lo latihaan sampe tengah malam? No no no, gue kabur ke kamar mandi, cuci muka, pasang spatu, sambar tas, capcus ke kosan dr gue yang berbaik hati setelah selalu gue paksa untuk menanggung beban hidup gue setiap kali datang ke Depok. Hiks, terharu begitu mengingat kebaikan lo, Nyet. 

Di ujung Gang Pocin, sebelah Gramedia Depok, gue dan Zevi berpisah. Dia menuju kampusnya, buat latihan teater, katanya buat persiapan mentas tgl 19-20 di TIM, sekaligus buat perform di Malaysia. Sukses Zev! Mimpi-mimpi kita harus kita raih, sampai kapanpun itu, kemanapun itu dan bagaimana pun itu; We are the Winner! 

Siyu latha, Dude! Gue balik Serang dengan 10 tahun lagi, kita kembali berdiri, gandeng, dan tentu saja dengan cerita yang berbeda! 

(*Chevy Syawelly Saputra adalah sahabat gue waktu SMA di Maninjau. Salah satu sahabat nomor satu gue,pemimpi handal dan dia ada karena mimpi-mimpi itu. Satu tahun di Darlington High School, USA, saat ini tengah menyelesaikan studi S-1 di FKM Universitas Indonesia. 

Beberapa bukti sejarah kalau gue dan Zevi itu LEBAY!!! ^^
look the star *apaaan?*


Depok, Kosan Mushfi 11 Mai 2012 5.23 PM
Baca juga:

Posting Komentar

0 Komentar