Bangga, Walau Hanya Beberapa Jam Saja


Gue adalah orang yang selalu suka berbangga ketika target yang gue buat tercapai. Siapa sih yang bangga? Ya doong-hanya saja mungkin tergantung kadar bangga itu sendiri. Nah, begitu pun dengan pencapaian yang gue raih tanggal 20 November kemaren.

Kalo gue melihat diri gue satu atau dua tahun yang lalu, hanya seorang mahasiswa teknik yang ‘gagal’. Ya, gue akui diri gue gagal menjadi mahasiswa yang ‘beken’ di kampus. Yaelah, dosen mana sih yang mau bergaul sama mahasiswa dengan IP 1,8? Tapi its Ok, gue gak akan pernah merasa rendah diri, toh itu bukan passion gue kok.

Tapi satu prinsip yang selalu gue pegang semenjak tragedi 1,8 itu menimpa gue. Ketika gue gak bisa berbangga dengan satu bidang, maka gue akan kejar bidang lain. Ya, kata-kata ciamik itu gue dapat dari Pak Mario Teguh, maka gue mulai pacu diri gue untuk ‘sukses’ di dunia yang satu ini. Kepenulisan!

Mungkin kedengerannya sombong, tapi terserah orang menilai apa. Kalau gue terus memikirkan apa kata orang, kapan gue akan maju? Toh orang-orang juga gak mau mikirin gue. Waks!

Gue terus merasakan kenikmatan di dunia baru gue. Menulis. Sampai sebuah predikat diberikan teman-teman yang membaca tulisan gue yang baru beberapa biji doang itu. Mereka menilai tulisan gue mengandung nilai lokalis. Oke, itu hak mereka dong untuk menilai gue.

Sebagai orang yang baru lahir kemaren sore di dunia menulis, gue cukup kaget ketika diberi kepercayaan untuk menjadi pemateri dalam workshop kepenulisan di Kota Tangerang. Ai! Awalnya gue gak percaya dan berniat menolak, tapi setelah gue berpikir, kapan lagi kalau bukan sekarang, tawaran itu gue terima.

Hah, seperti yang gue duga sebelumnya, gue akan ciut dalam perform pertama gue berhadapan dengan peserta dari berbagai daerah, berbagai usia, dan berbagai pertanyaan yang tentunya akan mereka tujukan pada gue. Tapi ya bodo amat. Hajar bae! Itu yang ada di pikiran gue kala itu.

Tapi ternyata ketakutan gue gak beralasan, toh pas hari H ternyata kejadianya gak seberdarah-darah yang gue bayangkan. Gue cuma menyampaikan apa yang gue alamin selama menulis, berbagi pengalaman dan tips ala gue. Dalam menulis gue gak pernah memakai paham si anu ataupun si ino. Proses kreatifnya macam-macam. Gak ada cara-cara yang baku.

Untungnya, gue dapet sesi terakhir dimana semua peserta udah pada lemes dan kenyang dengan materi. Hahaaa, sebuah keuntungan buat gue sebagai orang yang bukan siapa-siapa. Alhasil, setelah gue presentasi, membeberkan semua cerita gue dan ditambah dengan sedikit curcol, gak satu pun peserta yang nanya. Gue berpikir positif aja, bearti mereka paham dengan apa yang gue presentasikan, atau mungkin mereka sama sekali gak tertarik? Mana gue tau! Heheee.

Tapi, setidaknya ini sebuah pencapain luar biasa bagi gue. Sumpah, gue merasa dihargain banget di event yang bukan main-main ini. Bayangin aja, gue sebagai Pemateri men! Pemateri, terlepas dari gagal atau tidaknya presentasi gue, yang jelas gue udah membuktikan kalau ternyata gue bisa menjadi pusat perhatian walau dalam beberapa jam saja. Its nice! Sebuah prestasi buat gue dibandingkan jadi kambing congek di kampus. Hahahahaaa.
Salam sukses.

Palm Hill, 25 Nov 2011
Gak Chogah namanya kalo gak narsis
Bersama Peserta dan Panitia
Panitia! Yaudah, gue ikutan aja, hahaa. *Sadar Kamera
Serius amat, Mas. :)

Ciaelaah!
Ini dia Kepala Sekolah CENDOL yang keren itu :)
Pada serius
Gue sama Bunda Titie Surya. Dokter lho!
Ikutan lageeee
Cuap-cuap gak jelas :p
        

Baca juga:

Posting Komentar

4 Komentar

SILAKAN TINGGALKAN KOMENTAR (◠‿◠)