TIPS MENGIRIM NASKAH TULISAN

Sitta Karina, seorang penulis buku best seller, membagikan beberapa tips menulis dalam situsnya yaitu www.sittakarina.com.  Berikut beberapa tips yang sengaja disalin dari situs tersebut untuk menambah wawasan kalian sebagai penulis.
Kalian tentu ingin mengirim naskah tulisan kalian ke penerbit, namun tidak yakin apa saja yang sebaiknya disertakan agar naskah kalian memberi kesan pertama yang OK.  Agar naskah kalian memberi “first impression” yang bagus di mata Penerbit, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan !  Simak beberapa tips yang perlu kalian garis-bawahi berikut ini !
 Dalam mengirim naskah, biasanya kalian menggunakan amplop coklat besar kan ? Nah, apa saja isi “amplop coklat” kalian ini: 
1.       Surat pengantar . Simpel, sopan, namun lugas. Kemukakan maksud dan tujuan kalian dengan mengirim naskah ke penerbit tersebut dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar , seperti yang diajarkan dalam pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah perihal tata-cara mengirim surat formal. (Jangan memakai kata atau sapaan Dear Pak A, Regards, Thanks, dan lain-lain).
2.      Cover page. Apa itu cover page ? Kalian bisa melihat contoh cover page di www.sittakarina.com.  Kebanyakan penulis di Indonesia tidak membuat ini, padahal ini adalah standar internasional dan sangat membantu si editor atau proofreader yang memeriksa naskah kalian.
3.      Sinopsis . Sertakan synopsis cerita kalian; singkat, padat, jelas, dan menarik. Cukup ½ halaman kertas saja.
4.      Naskah cerita .  Jilid biasa (lakban hitam) yang rapi dan ikuti ketentuan penulisan sesuai yg diminta penerbit (huruf, ukurannya, spasi, dll).
5.      Proposal . Isinya adalah: garis besar cerita kalian tentang apa (maks. 5 kalimat), apa selling-point dari cerita kalian ini (buat dalam bentuk poin), serta kemukakan alasan kuat kalian “kenapa penerbit harus menerbitkan naskah kalian” (cukup 1 alasan). Gaya bahasa boleh kasual, tapi harus tetap sopan ya.   Contoh untuk penulisan selling-point sbb: 
·         Cerita saya dilatarbelakangi sejarah kerajaan Bali kuno yang digabung dengan kehidupan modern remaja masa kini. Unik, dan belum pernah ada sebelumnya di pasaran. 
·         Cerita saya juga bernuansa pop-culture dengan sentuhan sastra yang kini sedang digandrungi orang banyak. 
6.      Biodata singkat. Biasanya berisi: nama lengkap, alamat lengkap (+ kodepos), tempat/tanggal lahir, no. KTP/kartu pelajar, no. telpon rumah dan HP, Sekolah, minat/hobi, serta yang paling penting untuk dicantumkan—dan kalau ada—adalah prestasi yang pernah kalian raih sehubungan dengan tulis-menulis (misalnya: cerpen kalian pernah dimuat di majalah A, kalian pernah menang lomba bikin puisi atau novel di se-Jakarta Selatan, atau kalian pernah masuk 20 besar di lomba membuat fiksi remaja, dll).
7.      Amplop kosong dan perangko balasan secukupnya . Apabila naskah kalian tidak diterima oleh penerbit (biasanya penerbit akan mengabari kalian paling lama dalam 3 bulan; apabila tidak, kalian dapat menelpon langsung untuk menanyakan), maka naskah tersebut tidak akan masuk tong sampah dan kembali lagi kalian… siap untuk dikirim ke penerbit lain yang—siapa tahu—akan menerimanya!
Dalam mem-print out naskah cerita kalian, jangan pernah gunakan tinta printer tipis atau yang sudah mau habis. Hal seperti itu malah akan membuat editor BT dan akhirnya malas baca naskah kalian.   Beri judul cerita kalian, maksimal sampai dengan 3 judul. 
Baca juga:

Posting Komentar

1 Komentar

SILAKAN TINGGALKAN KOMENTAR (◠‿◠)