Tips Memikat Hati Redaksi

Oleh: Setiawan Chogah
Sobat, apa yang kalian rasakan ketika cerpen kalian dimuat oleh sebuah media, entah itu majalah, tabloid, koran, maupun media online seperti Annida tercinta kita ini. Kalo boleh curhat nih ya, katika Annida memuat cerpen saya “Bidadari di Lampu Merah” tahun lalu, ketika itu mungkin saya dalah orang paling norak sedunia, bayangin aja, saya langsung update status di facebook, nyebarin link cerpen saya ke wall temen-temen, saya langsung telpon Amak saya di kampung, pokoknya saya ingin seisi dunia tahu cerpen saya dimuat di Annida. Norak banget kan ya? Hehee
          Saya yakin kok, bagi sobat Nida yang cerpennya dimuat untuk pertama kalinya akan melakukan hal yang sama. Saya rasa itu wajar, sebab semua usaha yang kita lakukan dihargai dengan tampilnya karya kita di media massa, lalu semua orang membacanya. Oh, rasanya sungguh luar biasa!
          Nah, saya mau share bagaimana cara “memikat” hati redaksi agar cerpen kita dilirik dan dimuat di media mereka. Ini berdasarkan pengalaman aja ya:
  1. 1.   Kenali Medianya
Gak lucu dong, kamu mengirim cerita anak-anak ke majalah dengan market utamanya remaja, alias salah kamar. Sampai pikun pun kamu tungguin, cerpenmu gak akan pernah dimuat. So, kenalilah media yang ingin kamu tuju dengan membaca minimal 3 edisi terakhir! Dengan begitu kamu bisa tahu cerpen seperti apa yang menjadi khas media tersebut, macam Annida kita ini, yang terkenal dengan cerpen-cerpen bernuansa Islami, penuh makna, dan menginspirasi banyak pembacanya.

  1. 2.   Buat Judul yang “Eye Catching”
Tau kan maksudnya? Agar redakturnya tertarik dengan naskah kamu, maka buatlah judul semenarik mungkin, bikin penasaran, dan menggelitik untuk segera dibaca! Misalnya kamu bikin judul “Cinta Segi Tiga” itu mah udah terlalu biasa, pembaca sudah langsung menebak kalau kamu pasti bercerita tentang seorang wanita yang diperebutkan oleh dua pria atau sebaliknya.

  1. 3.   Berhenti Jadi Anak Alay
Yups! Berdasarkan pengalaman saya dalam beberapa pelatihan menulis, redaksi tertentu sangat membenci yang namanya tulisan Alay. Masih blom ngerti? Saya kasih contoh deh. “aY@hQu seoRanG p3l4uT”. Kritingkan mata kamu baca tulisan kayak gitu? Hehee. Jadi tulislah judul dan isi cerpenmu sewajarnya! Cukup gunakan font, margin, space, dan size yang umum digunakan. Jangan sekali-kali menggunakan huruf yang meliuk-liuk dan warna-warni atau naskah dikasih border dengan gambar yang aneh-aneh semacam love dan buah-buahan yang gak jelas, karena itu sangat tidak keren, Sob. Percaya deh. Hehee

  1. 4.   Don’t Push Redaktur!
Nah, ini yang gak kalah penting. Ketika kamu sudah susah-susah menulis cerpen kamu yang paling keren, tapi dalam proses pengirimannya kamu lupa satu hal kecil yang sebenernya mempunyai dampak paling besar. Apa itu? Ketika kamu mengirim naskah kamu via e-mail, gak ada salahnya dong kamu menyapa redaksi di badan e-mail kamu. Analoginya ketika kamu bertamu ke rumah tetangga, kalo kamu langsung nylonong tanpa mengucapkan salam, bisa-bisa kamu diteriakin maling kan? Nah, begitupun dengan redaksi, coba deh kakak redaksinya disapa dengan bahasa yang sopan dan manis. Bukan maksud sok kenal sok dekat sih, tapi setidaknya itu akan meninggalkan kesan di hati redaksi ketika mereka menerima naskah kamu. Buatlah pengantar dengan bahasa yang well educated, tidak menekan redaksi. Misalnya kayak gini.
Assalamualaikum,
Yth Redaksi Annida,
Hai Nid, apa kabar? Semoga tetep semangat ya. Berikut saya kirimkan naskah saya…….. blablablabla…….., semoga layak tayang di Annida ya.

Wassalam,
Fulan
          Bandingkan dengan ini
          Kepada Redaksi Annida, saya kirimkan cerpen saya…..tolong dimuat, kalau dalam waktu seminggu tidak dimuat, naskah akan saya tarik. Terima kasih.
Beuh! Mungkin redaksi akan bilang “emang lo siape?”. Hehee.
Nah, demikian dulu ya sobat, tips dari saya, semoga bermanfaat (*)

*Asli pengalaman pribadi
Kunjungi juga postingan aslinya di Annida


Baca juga:

Posting Komentar

0 Komentar